Pages

SELAMAT DATANG DAN SELAMAT MEMBACA DI BLOG ARINA

Minggu, 28 Februari 2016

LAPORAN LISTRIK DINAMIS



LISTRIK DINAMIS
Almira Nabila (5991) , Friska Yuanita P. (6000), Khannah Suryaningtyas (6003), Ridho Cahyo K. (5980), Yusuf  Sholeh E. (5949)

Guru Pembimbing: Drs. M. Yasin Kholifudin, M. Pd
Tanggal Percobaan: 12/12/2012
Fisika Kelas XII IPA
Laboratorium Fisika Dasar SMA Negeri 2 Kebumen

Abstrak
      Pada tanggal 12 Desember 2012 kami melakukan percobaan Listrik Dinamis dengan tujuan  untuk menentukan besarnya beda potensial serta hambatan yang terjadi pada rangkaian seri, paralel, campuran. Metode yang kami gunakan terlebih dulu yaitu membuat rangkaian yang benar sesuai dengan teori kemudian dihubungkan dengan power suply. Pada saat rangkaian seri besar beda potensial masing-masing lampu berbeda serta nyala lampu redup. Sebaliknya jika pada rangkaian paralel besar beda potensial masing-masing lampu sama serta nyala lampu terang. Sedangkan pada rangkaian campuran yang terdiri dari rangkaian seri dan rangkaian paralel besar beda potensial masing-masing rangkaian berbeda serta nyala lampu masing-masing rangkaian juga berbeda.

Kata Kunci: Beda potensial, arus, hambatan, rangkaian seri, rangkaian paralel, rangkaian campuran




Studi tentang listrik dibagi menjadi dua: listrik dinamis dan listrik statis. Listrik dinamis mempelajari tentang muatan-muatan listrik bergerak, yang menyebabkan munculnya arus listrik. Sedangkan listrik statis mempelajari tentang muatan listrik yang diam. Dalam laporan ini kita akan membahas percobaan kistrik dinamis.
Pada kehidupan sehari-hari kita dapat menerapkan percobaan ini pada lampu pijar. Ada tiga rangkaian dalam percobaan ini yaitu rangkaian seri, rangkaian paralel, dan rangkaian campuran. Namun, biasanya yang digunakan dalam rumah-rumah adalah rangkaian parallel. Karena pada rangkaian pararel jika salah satu komponen rusak atau gagal komponen-komponen lain dalam rangkaian masih tetap bekerja.    [3] Marthen Kanginan

Arus listrik adalah aliran muatan-muatan listrik yang melalui suatu penghantar.Dalam suatu rangkaian listrik, dapat terjadi arus listrik jika terdapat beda potensial listrik (beda tegangan listrik). Semakin banyak muatan listrik yang mengalir tiap satuan waktudikatakan semakin besar (kuat) arus listriknya. Arah arus listrik dalam suatu rangkaianlistrik yaitu dari potensial tinggi ke potensial rendah. Laporan ini hanya membahas tentang listrik dinamis. Listrik dinamis adalah suatu rangkaian dimana hambatan berbanding terbalik dengan arus, dan besar hambatan sebanding dengan beda potensial.
            Hal-hal yang berkaitan dengan listrik dinamis adalah sebagai berikut:
1.     Hambatan  (R)
Hambatan listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen elektronik (misalnya resistor) dengan arus listrik yang melewatinya. Hambatan listrik dapat dirumuskan sebagai berikut:
R = V/I

2.     Arus  (I)
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir tiap satuan waktu. Muatan listrik bisa mengalir melalui kabel atau penghantar listrik lainnya.
I = Q/T

3.      Tegangan
Tegangan listrik (kadang disebut sebagai Voltase) adalah perbedaan potensi listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik, dinyatakan dalam satuan volt. Besaran ini mengukur energi potensial sebuah medan listrik untuk menyebabkan aliran listrik dalam sebuah konduktor listrik. Tergantung pada perbedaan potensi listrik satu tegangan listrik dapat dikatakan sebagai ekstra rendah, rendah, tinggi atau ekstra tinggi.
V= I .R

4.     Beda Potensial  (V)
Perbedaan besaran scalar dalam volt antara dua polar yang berbeda muatan elektron (listrik). Dengan adanya perbedaan muatan electron ini menimbulkan kuat-arus listrik. [3] Marthen Kanginan



3.      Metodologi-Langkah KerJA







                                                                                                                                                                                         
































4.      Hasil dan Analisis
Jenis Rangkaian
Sumber Tegangan (V) Volt
(i) mA
Beda Potensial V (volt)
Hambatan R (ohm)
Indikator Lampu
L1
L2
L3
L1
L2
L3
Seri
3V
0.04
1.5
1
0.5
37.5
25
12.5
redup sekali
Paralel
3V
0.06
3
3
3
50
50
50
redup
Campuran
3V







redup
Seri

0.06
2
1
1
33.3
17
16.667

Paralel

0.06
3
3
3
50
50
50


Jenis Rangkaian
Sumber Tegangan (V) Volt
(i) mA
Beda Potensial V (volt)
Hambatan R (ohm)
Indikator Lampu
L1
L2
L3
L1
L2
L3
Seri
6V
0.04
3
2
1
75
50
25
redup
Paralel
6V
0.08
6
6
6
75
75
75
terang
Campuran
6V







terang
Seri

0.18
3
2
2
16.7
11
11.111

Paralel

0.08
6
6
6
75
75
75



Jenis Rangkaian
Sumber Tegangan (V) Volt
(i) mA
Beda Potensial V (volt)
Hambatan R (ohm)
Indikator Lampu
L1
L2
L3
L1
L2
L3
Seri
9V
0.06
4
3
2
66.7
50
33.333
terang
Paralel
9V
0.12
9
9
9
75
75
75
terang sekali
Campuran
9V







terang
Seri

0.1
5
3
3
50
30
30

Paralel

0.1
9
9
9
90
90
90


5.      Analisis
Dalam percobaan yang telah kami lakukan diperoleh hasil bahwa masing-masing rangkaian mempunyai beda potensial, hambatan, arus, dan sumber tegangan. Berdasarkan data hasil pengamatan dan perhitungan hasil pada rangkaian seri dengan digunakan tegangan 3 volt dan kuat arus yang mengalir 0,04 mA rata-rata menghasilkan hambatan sebesar 25 ohm. Pada rangkaian ini nyala lampu redup sekali.  Jika rangkaiagan paralel dengan digunakan tegangan 3 volt dan kuat arus 0,06 mA rata-rata menghasilkan hambatan sebesar 50 ohm,serta nyala lampu redup. Sedangkan pada rangkaian campuran dengan digunakan tegangan 3 volt dan kuat arus 0,06 rata-rata menghasilkan hambatan sebesar 36,1 ohm, serta nyala lampu redup.
Pada rangkaian seri dengan digunakan tegangan 6 volt dan kuat arus 0,04 mA rata-rata menghasilkan hambatan sebesar 50 ohm, serta nyala lampu redup. Jika rangkaian paralel dengan digunakan tegangan 6 volt dan kuat arus 0,08 mA rata-rata menghasilkan hambatan sebesar 75 ohm, serta nyala lampu terang. Sedangkan pada rangkaian campuran dengan digunakan tegangan 6 volt dan kuat arus 0,13 mA rata-rata menghasilkan hambatan sebesar 43,9 ohm, serta nyala lampu terang.
Pada rangkaian seri dengan digunakan tegangan 9 volt dan kuat arus 0,06 mA rata-rata menghasilkan hambatan sebesar 50,011 ohm, serta nyala lampu terang. Jika rangkaian paralel dengan digunakan tegangan 9 volt dan kuat arus 0,12 mA rata-rata menghasilkan hambatan sebesar 75 ohm, serta nyala lampu terang sekali. Sedangkan pada rangkaian campuran dengan digunakan tegangan 9 volt dan kuat arus 0,1 mA rata-rata menghasilkan hambatan sebesar 63,3 ohm, serta nyala lampu terang.


6.      Kesimpun



Beda potensial dan hambatan dipengaruhi oleh :
1.     Jenis rangkaian, yaitu:
a.     Rangkaian seri
Beda potensial (V)  : kecil, V1≠ V2≠ V3
Hambatan  (R)        : kecil
Lampu                   : nyala redup
b.    Rangkaian paralel
Beda potensial       : besar, V1=V2=V3
Hambatan              : besar
Lampu                   : nyala terang
c.     Rangkaian campuran

2.     Besar sumber tegangan

Daftar Pustaka
[1]            M. Yasin Kholifudin, Panduan Praktikum Fisika Dasar, SMA Negeri 2 Kebumen, 2010
[2]            Jackstar H. S., Panduan Penulisan Laporan, Jacks Publishing, Bandung, 2008.
[3]      Marthen Kanginan, Fisika Untuk SMA Kelas X, Erlangga, Jakarta, 2007.
http://www.slideshare.net/snmpsimamora/bedapotensial-dan-kuatarus, 28-12-2012, 12.35.






















































6. LAMPIRAN



a.     Seri
 












b.    Paralel
 











c.        Campuran